PENGARUH INFLASI DAN PENDAPATAN TERHADAP IMPOR

PENGARUH INFLASI DAN PENDAPATAN TERHADAP IMPOR

Oleh
ANISUL LAILAH PUTRI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

A. LATAR BELAKANG
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang saat terus diamati oleh para pengamat ekonomi dan terus menerus dicari solusinya. Inflasi tidak hanya mendongkrak kenaikan harga-harga umum dan menurunkan nulai tukar rupiah terhadap mata uang asing, tetapi antara kaya dan miskin, majikan dan pembantu, buruh dan karyawan serta kepercayaan masyarakat kepada suatu pemerintahan. Setiap Negara yang sedang melakukan perbaikan terhadap kebijakan dinegara tersebut pasti ingin meningkatkan kemakmuran masyarakat luas dan pemerataan kesejahteraan. Pemerataan dari setiap perbaikan biasanya dikaitkan denganmasalah kemiskinan yang terjadi dinegara tersebut, jadi tujuan dari penerapan berbagai kebijakan ekonomi adalah menciptakan kesejahteraan untuk seluruh rakyat dengan kata lain pemerataan distribusi pendapatan.
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi, inflasi dapat mendorong parkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.
Inflasi mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi perdagangan internasional antar negara. Bila tingkat inflasi dalam negeri terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan turunnya daya saing barang dan jasa dalam negeri. Bahkan pada kondisi yang serius, harga barang dan jasa dalam negeri bisa lebih tinggi dibandingkan dengan barang dan jasa produksi luar negeri. Kondisi ini, secara teoritis akan mengundang meningkatnya pembelian terhadap barang dan jasa luar negeri. Dengan kata lain, aktivitas impor akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
Untuk itu inflasi harus dapat segera diatasi, karena inflasi yang buruk akan mengurangi investasi diikuti dengan berkuramgnya kegiatan ekonomi dan bertambahnya pengangguran sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Impor
Impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan dalam menghasilkan barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Yang berarti nilai impor tergantung dari nilai tingkat pendapatan nasional negara tersebut. Makin tinggi pendapatan nasional, semakin rendah menghasilkan barang-barang tersebut, maka impor pun semakin tinggi. Sebagai akibatnya banyak kebocoran dalam pendapatan nasonal.
Perubahan nilai impor di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosial politik, pertahanan dan keamanan, inflasi, kurs valuta asing serta tingkat pendapatan dalam negeri yang diperoleh dari sektor-sektor yang mampu memberikan pemasukan selain perdagangan internasional. Besarnya nilai impor Indonesia antara lain ditentukan oleh kemampuan Indonesia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber yang ada dan juga tingginya permintaan impor dalam negeri.

Efek Inflasi Terhadap Impor
Penyebab terjadinya inflasi yaitu. Pertama, Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan. Kedua, Inflasi desakan biaya ( cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Hubungan pendapatan dengan impor
Produk Domestik Bruto (gross domestic product/ GDP) adalah nilai dari semua barang dan jasa yang di produksi di suatu negara selama kurun waktu tertentu. Menurut Sadono Sukirno, PDB(gross domestic product/ GDP) adalah nilai barang dan jasa suatu Negara yang di produksikan oleh factor-faktor preoduksi milik warga Negara dan Negara asing.
PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti sertakan produk WNI di luar negeri.
PDB juga dapat didefinisikan sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing.
Jika harga barang dan jasa di pasar internasinal lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih baik daripada barang dalam negeri maka Negara tersebut akan cenderung menimpor barang tersebut. Namun imporpun dapat terjadi dikarenakan pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang-barang imporpun meningkat.
PDB mencerminkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara, PDB yang meningkat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat meningkat. Ketika pendapatan mengalami peningkatan berarti daya beli masyarakat menigkat , namun ketika pasar dalam negeri supply barang lebih kecil daripada demand, maka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah akan mengimpor barang baik barang konsumsi maupun bahan baku untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Biasanya kebutuhan impor barang konsumsi melalui kebijakan pemerintah sedangkan bahan produksi melalui mekanisme pasar.

C. METODELOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari data worldbank dalam periode 53 tahun yaitu dalam kurun waktu dari tahun 1961 sampai dengan 2013.

Identifikasi Variabel
Judul dalam penelitian ini adalah pengaruh Inflasi dan Pendapatan terhadap Impor. Variabel bebas yaitu Inflasi dan pendapatan (X) serta satu variabel terikat yaitu impor (Y).
Variabel adalah faktor-faktor yang berperan dalam suatu peristiwa atau gejala dalam masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :

a. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan dan inflasi.

b.Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang tergantung pada variabel lain atau dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah impor.

Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

2. Pengujian Hipotesis
Alat untuk menganalisis data dari data statistik tersebut yang digunakan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran dalam analisis.
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel bebas (X) terhadap variabel terikatnya (Y) secara bersama-sama atau gabungan.
b. Uji t
Setelah melakukan perhitungan terhadap koefisien regresi dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji t. Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya (Y).

D. HASIL PENELITIAN
Data Penelitian
tahun inflation pendapatan impor
1961 13,69193154 1,64858E+14 63999996
1962 131,3978495 1,68006E+14 72000000
1963 145,9107807 1,64221E+14 300000000
1964 108,994709 1,69889E+14 929999936
1965 306,7631103 1,71498E+14 1356999936
1966 1136,254112 1,76386E+14 69621997568
1967 106 1,78371E+14 1,42635E+11
1968 128,8430421 1,99836E+14 3,25767E+11
1969 15,52059395 2,14779E+14 4,01573E+11
1970 12,34889059 2,32288E+14 5,2765E+11
1971 4,358485426 2,48542E+14 6,22408E+11
1972 6,51265988 2,68134E+14 7,76015E+11
1973 31,03786301 2,94347E+14 1,3276E+12
1974 40,60220684 3,18651E+14 2,31208E+12
1975 19,05426975 3,38354E+14 2,80482E+12
1976 19,85922574 3,58615E+14 3,51301E+12
1977 11,0365399 3,89587E+14 3,85514E+12
1978 8,109469443 4,25451E+14 4,7299E+12
1979 16,26028886 4,55626E+14 7,746E+12
1980 18,0171508 4,9538E+14 9,8856E+12
1981 12,24437573 5,35744E+14 1,40344E+13
1982 9,481448411 5,41659E+14 1,50714E+13
1983 11,78728998 5,87429E+14 2,1626E+13
1984 10,4555227 6,2956E+14 1,98447E+13
1985 4,72939738 6,51453E+14 1,98352E+13
1986 5,827196941 6,90309E+14 2,10362E+13
1987 9,275490958 7,26896E+14 2,79558E+13
1988 8,043166094 7,73095E+14 3,15656E+13
1989 6,417660784 8,43328E+14 3,8443E+13
1990 7,812677403 9,19241E+14 5,00457E+13
1991 9,416131453 1,00131E+15 6,02477E+13
1992 7,52573572 1,07361E+15 7,0481E+13
1993 9,687785514 1,15149E+15 7,8383E+13
1994 8,518497243 1,23831E+15 9,69526E+13
1995 9,432054587 1,34229E+15 1,25657E+14
1996 7,968480169 1,44487E+15 1,40812E+14
1997 6,229896168 1,51278E+15 1,766E+14
1998 58,38708718 1,3142E+15 4,13058E+14
1999 20,48911753 1,3246E+15 3,01654E+14
2000 3,720024005 1,38977E+15 4,23318E+14
2001 11,50209251 1,44041E+15 5,06426E+14
2002 11,87875643 1,50522E+15 4,80815E+14
2003 6,585719187 1,57717E+15 4,65941E+14
2004 6,243520926 1,65652E+15 6,32376E+14
2005 10,45195661 1,75082E+15 8,30083E+14
2006 13,10941528 1,84713E+15 8,55588E+14
2007 6,407448459 1,96433E+15 1,00327E+15
2008 9,776585195 2,08246E+15 1,4229E+15
2009 4,813524326 2,17885E+15 1,19709E+15
2010 5,1327549 2,31446E+15 1,47662E+15
2011 5,357499604 2,46457E+15 1,85107E+15
2012 4,279511959 2,61894E+15 2,12773E+15
2013 6,413386778 2,77035E+15 2,33812E+15

Regression Statistics
Multiple R 0,890739389
R Square 0,79341666
Adjusted R Square 0,785153326
Standard Error 2,68398E+14
Observations 53

df SS MS F Significance F
Regression 2 1,38336E+31 6,91681E+30 96,01653485 7,54019E-18
Residual 50 3,60189E+30 7,20377E+28
Total 52 1,74355E+31

Analisis Data
Inflasi berpengaruh positif terhadap impor dan menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa sedikit saja terjadi kenaikan pada Inflasi maka akan berpengaruh terhadap kenaikan impor. karena Inflasi dalam suatu perekonomian menentukan tingkat impor.
Sedangkan untuk pendapatan juga berpengaruh positif terhadap impor dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Ini menjelaskan bahwa ketika terjadi kenaikan pendapatan maka daya beli masyarakat akan meningkat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat meningkat,berarti daya beli masyarakat menigkat,namun ketika pasar dalam negeri tidak mampu menyediakan suply barang dalam negeri dan ketika demand lebih besar daripada suply,maka untuk mmemenuhi kebutuhan dalam negeri pemerintah akan mengimpor barang baik konsumsi maupun bahan baku untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Kondisi ini, secara teoritis akan mengundang meningkatnya pembelian terhadap barang dan jasa luar negeri. Dengan kata lain, aktivitas impor akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Inflasi berpengaruh positif terhadap impor dan menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa sedikit saja terjadi kenaikan pada Inflasi maka akan berpengaruh terhadap kenaikan impor. karena Inflasi dalam suatu perekonomian menentukan tingkat impor.
Sedangkan untuk pendapatan juga berpengaruh positif terhadap impor dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa sedikit saja tejadi kenaikan pendapatan maka akan berpengaruh terhadap kenaikan impor.

Daftar Pustaka

C.E. (2009, mei). Makalah ekspor impor indonesia. Retrieved desember 07, 2014, from blogspot: http://cafe-ekonomi.blogspot.com
Ismail. (2013, september). makalah tingkat pendapatan. Retrieved desember 07, 2014, from blogspot: http://ismail125cc.blogspot.com
Novi, a. (2013, mei). makalah inflasi. Retrieved desember 07, 2014, from blogspot: http://adenovi punya.blogspot.com
Quah, E., Mankiw, N. G., & Wilson, P. (2008). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.

Tinggalkan komentar